Dec 6, 2006

I B U





Ibu,
kasihmu abadi,
thanks.

Nov 25, 2006

Singapore, keindahan buatan manusia


Singapore is beautiful.

Parai Beach - Bangka Island


indah rasanya di pantai Parai - Pulau Bangka - Indonesia.

Nov 13, 2006

Mimpi

Semua orang pasti pernah bermimpi. Ada yang bisa ingat mimpinya, ada yang tidak bisa ingat mimpinya. Ada yang bermimpi indah dan ada yang bermimpi buruk.

Tapi saya bukan mau bicara soal mimpi ketika kita tidur, tetapi mimpi soal harapan ke depan.
Dalam perjalananan kehidupan ini, seringkali saya takut untuk bermimpi. Karena mimpi bukanlah kenyataan.
Mimpi bukanlah sesauatu yang mudah untuk diwujudkan.

Nov 12, 2006

Belajar Dari Google

Siapa tak kenal google saat ini.

Saya sungguh merasakan manfaat yang sangat besar atas kehadiran search engine google ini. Apabila saya sedang surfing tinggal search kata yang mau saya cari dan google yang menunjukkan website-nya. Demikian pula kalau mau mencari gambar untuk presentasi, tinggal cari dari google. Dan akan muncul berbagai pilihan gambar yang menarik. Kelebihan Google yang sangat menonjol dibandingkan search engine lainnya adalah soal kecepatan. Hanya dalam hitungan sepersekian detik sudah muncul ribuan bahkan kadang jutaan website hasil temuan google. Luar Biasa !

Google juga tersedia dalam Bahasa Indonesia, sehingga memudahkan kita yang kurang bisa berbahasa inggris dalam menjelajah internet.

Yang perlu ditingkatkan oleh google adalah keakuratan websitenya. Semoga dapat dikembangkan link yang sudah mati tidak perlu ditampilkan lagi. Tidak seperti sekarang dimana semuanya ditampilkan

Nov 5, 2006

Senandung Setapak Terjal

- sebuah renungan dari kawan; semoga bermanfaat -

Senandung Setapak Terjal

Tanah di mana aku tinggal sedang dilanda kekeringan.
Negeri tempat aku dilahirkan sedang dilanda
kemiskinan. Ketidakpuasan, kekecewaan, dan ratap
kesedihan menjadi makanan sehari-hari untuk sebagian
besar orang. Bagi mereka yang kaya, dalam lubuk hati
terjujur, hidup hanya untuk mengejar harta; orang
miskin pun juga, walaupun dengan cara yang berbeda.
Sungai di sini mulai mengering, hujan tak kunjung
datang melelerkan duka. Harapan berubah menjadi
kecemasan, cemas menjadi keputusasaan, dan putus asa
itulah yang selalu mewarnai kehidupan.
Tempat berpijak yang dulu hijau sekarang retak,
berubah warna menjadi coklat. Tanaman pun enggan
bertumbuh, panas udara menyiksa hati, makin
memiskinkan nurani.
Sekitar 3 tahun yang lalu aku pernah ke Desa Danan,
Kabupaten Wonogiri. Suasana tak ubahnya seperti tempat
tinggalku sekarang ini; panas gersang berhias retakan
tanah ladang.
Saat itu waktu belum berhenti di tengah hari, jam
masih kurang dari 12 siang. Dalam perjalanan banyak
kutemui siswa SD berjalan kaki. Tentu pulang dari
sekolahnya. Anak-anak itu berjalan melintas setapak
terjal berdebu penuh batu. Namun tak ada raut putus
asa di wajah mereka. Bersama teman sebaya, berjalan,
tertawa bersama. Lebih kurang 4 kilometer jauhnya
rumah mereka berada.
Anak-anak ini tinggal dalam sebuah lingkungan yang
bagi banyak orang akan meniadakan harapan: tanah
gersang, panas, penuh retakan. Hampir semua dari
mereka hanya mempunyai orang tua dengan kehidupan
pas-pasan. Tak ada mobil ber AC, kulkas, ataupun
mainan mahal.
Namun cita-cita mereka begitu tinggi, walau yakin
hanya sedikit yang mengerti bahwa ada kemustahilan
besar menghadang. Tapi yang jelas anak-anak ini
menikmati.
Kepolosan seolah mengalahkan kekhawatiran akan hari
depan. Yang penting hidup hari ini dijalani. Biarlah
esok menjadi milik esok dan lusa menjadi milik lusa.
Ada begitu banyak alasan yang bisa dilogika. Terutama
karena mereka sangat jarang bersinggungan dengan hidup
mewah, sehingga tak ada keputusasaan bila harapan itu
tak tercapai; harapan menjadi kaya.
Kehidupan mereka ­ dan kawan-kawannya - boleh
dibilang hampir sama. Keadaan seperti itu menjadi
santapan sehari-hari. Dan disanalah terbentuk
kerendahan hati untuk menikmati hidup yang telah
diberi.
* * *
Saat ini banyak pribadi-pribadi berjuang, berjuang
untuk menjadi orang lain. Aku ingin kaya raya seperti
dia, aku ingin pintar seperti mereka. Itu memang baik!
Tetapi kadang, apabila hal-hal tersebut tidak
tercapai, manusia hanya akan memenuhi hidup dengan
rasa kecewa, juga perasaan tidak puas dengan apa yang
telah didapatnya. Kadang pula bersyukur hanya menjadi
sebuah keharusan, bukan penghayatan iman yang mendalam
dan terdalam.
Biasa tertulis kalimat : janganlah lupa untuk
bersyukur . Tetapi jarang kita temui kata-kata :
janganlah kita lupa untuk meminta. Mengapa? Karena
kecenderungan manusia adalah hanya untuk meminta.
Meminta ingin menjadi seperti apa yang dilihatnya.
Memohon untuk dapat menikmati sebuah keadaan yang
nyaman secara duniawi. Saat bersyukurpun, mari
bertanya pada lubuk hati yang terjujur : apakah
tujuanku bersyukur? Semoga saja bukan hanya menjadi
jalan yang harus ditempuh sebelum meminta sesuatu
dalam doa.
Hidup anak-anak di tanah retak itu perlu direnungkan.
Apakah kita masih bisa menikmati hidup dan tertawa
riang di dalam keadaan sekarang? Keadaan dunia yang
dianggap sungguh gersang, jauh dari harapan. Janganlah
kita hanya tersenyum saat tangan ini mampu menangkap
mimpi dan kemudian bersungut-sungut saat terhempas
dalam kesengsaraan.
Perjalanan usia terasa begitu dangkal, tidak
mengenakkan orang lain jika hal ini dibiasakan. Apapun
keadaan kita, Tuhan tetap begitu indah dengan
keagunganNya.. Hidup ini limpahan rahmat. Kemiskinan
serta ketiadaan hanyalah buah-buah pikiran manusia
untuk membahasakan kecewa.
Kalau kita merasa miskin oleh rahmat, mengapa kita
masih diberi hidup olehNya?
Semoga syukur itu selalu ada,
Bersyukur atas apapun keadaan kita.

*Johanes Kunto Suharimurti

Aug 27, 2006

Merindu


aku merindumu
ketika aku jauh darimu

( untuk istriku tercinta ... 'dik santi' )

May 28, 2006

Aku bukan siapa-siapa




Aku bukan siapa-siapa.