Sep 13, 2011

Politik Anggaran Pendidikan 2012

--- sebuah tulisan untuk kita semua merenung tentang masa depan pendidikan di Indonesia -----

sumber : koran tempo 23 agustus 2011

------


Menyoal Politik Anggaran Pendidikan 2012 *)
Selasa, 23 Agustus 2011 | 07:24 WIB

TEMPO Interaktif, Anggaran pendidikan nasional tahun 2012 mengalami peningkatan cukup tajam, naik Rp 19,7 triliun, yaitu dari Rp 266,9 triliun menjadi Rp 286,6 triliun, meskipun persentasenya tetap 20,2 persen. Sayang, mayoritas warga tidak paham bahwa anggaran pendidikan yang besar itu termasuk untuk gaji guru dan dosen, sehingga selalu muncul harapan terlalu besar terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas pendidikan nasional!

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) memang mengatur bahwa anggaran pendidikan minimum 20 persen dari APBN/APBD itu di luar gaji pendidik. Tapi ketentuan itu digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh seorang guru dan dosen dari Makassar (entah apa motivasinya). Menurut penggugat, anggaran pendidikan 20 persen dari APBN/APBD seharusnya termasuk gaji pendidik. Gugatan mereka dikabulkan oleh MK yang diketuai oleh Jimly Asshidiqie dan dibacakan pada awal 2008 serta berlaku efektif sejak tahun anggaran 2009. Itu sebabnya, anggaran pendidikan sejak 2009 langsung melonjak mencapai 20 persen dari sebelumnya yang hanya 9 persen. Sayang, anggaran yang besar itu tidak semuanya jatuh ke operasional pendidikan, melainkan 70 persen untuk gaji pendidik. Hal yang sama akan terjadi pada anggaran 2012.

Tidak mampu menjamin
Pengalaman pada 2011 ini, dari anggaran pendidikan Rp 266,9 triliun, ternyata yang untuk operasional melalui Kementerian Pendidikan Nasional hanya Rp 59 triliun. Dari dana tersebut, yang dialokasikan untuk pendidikan tinggi Rp 29,1 triliun, sedangkan untuk pendidikan dasar justru hanya Rp 9,2 triliun. Ini suatu ironi besar karena jumlah perguruan tinggi negeri (PTN) hanya 82 dengan 2 juta mahasiswa. Bandingkan dengan jumlah pendidikan dasar (SD-SMP) yang mencapai hampir 200 ribu dengan jumlah murid sebesar 35 juta anak, tapi porsi alokasi anggarannya justru jauh lebih kecil dibanding untuk pendidikan tinggi. Betul bahwa jumlah PTN dan perguruan tinggi swasta (PTS) mencapai di atas 3.000 unit dengan jumlah mahasiswa sekitar 4,5 juta orang, tapi yang menjadi perhatian pemerintah hanya PTN. Adapun eksistensi PTS hanya diakui untuk mempertinggi angka partisipasi, tidak dalam hal pembiayaan.

Lalu ke mana alokasi dana pendidikan yang begitu besar tersebut? Jelas, 70 persen di antaranya untuk gaji guru dan dosen, disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus dan melalui Kementerian Agama, maupun untuk pendidikan kedinasan. Khusus untuk pendidikan kedinasan saja mencapai Rp 14 triliun. Padahal di UU Sisdiknas disebutkan bahwa anggaran pendidikan minimum 20 persen dari APBN/APBD itu di luar gaji guru dan dosen maupun pendidikan kedinasan. Kecenderungan yang sama akan terjadi pada anggaran pendidikan tahun 2012. Porsi untuk operasional pendidikan yang akan disalurkan melalui Kementerian Pendidikan Nasional itu akan kecil saja, sehingga diragukan bahwa anggaran pendidikan 2012 dapat menjamin akses semua warga negara untuk menempuh pendidikan dasar, seperti yang diharapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pengantar nota keuangan pada 16 Agustus lalu. Tidak ada dasar yang kuat untuk meyakini bahwa anggaran pendidikan 2012 mampu menjamin terpenuhinya hak setiap warga untuk mengakses pendidikan dasar 9 tahun.

Sangat mungkin optimisme Presiden tersebut muncul karena tidak mendapat informasi yang cukup mengenai alokasi anggaran secara nyata. Betul bahwa secara kumulatif anggaran pendidikan naik sebesar Rp 19,7 triliun, tapi jangan lupa bahwa pada 2011 ini akan ada penambahan sedikitnya 200 ribu guru yang lolos sertifikasi dan harus dibayarkan tunjangan profesinya sebesar satu kali gaji pokok. Ditambah lagi sejumlah guru yang sudah lolos program sertifikasi sebelumnya tapi belum dibayarkan tunjangan profesinya lantaran mengajar kurang dari 24 jam pelajaran per minggu. Juga bertambahnya jumlah guru besar (profesor) yang harus dibayarkan tunjangan profesionalnya. Pembayaran semua tunjangan profesional itu akan mengambil dari anggaran pendidikan. Meningkatnya jumlah alokasi dana yang dipakai untuk membayar gaji guru dan dosen, termasuk tunjangan profesional itu, secara otomatis akan mengurangi alokasi dana pendidikan untuk operasional yang akan disalurkan ke sekolah-sekolah. Dengan kata lain, peningkatan anggaran pendidikan sebesar Rp 19,7 triliun tersebut tidak mampu menjamin terselenggaranya pendidikan dasar gratis, sehingga dapat diakses oleh semua warga, juga tidak menjamin terjadinya peningkatan kualitas pendidikan secara signifikan.


Diskriminatif
Penulis ragu anggaran pendidikan 2012 akan mampu menjamin semua warga dapat menyelesaikan pendidikan dasar (SD-SMP), terutama bila dikaitkan dengan sikap pemerintah yang diskriminatif terhadap sekolah swasta. Sementara itu, anak-anak yang miskin dan bodoh--yang berpotensi putus sekolah--itu justru bersekolah di SMP swasta pinggiran yang seluruh biayanya ditanggung sendiri. Mereka, pada saat sekolah dasar, bersekolah di sekolah dasar negeri yang gratis. Namun, ketika SMP, anak-anak itu masuk ke SMP swasta pinggiran lantaran nilai ujian nasional mereka, yang menjadi dasar penerimaan murid baru di SMPN, jelek. Nilai ujian mereka jelek karena minim fasilitas, tidak ada perhatian orang tua, kurang gizi, kurang motivasi, dan lain-lain, yang akhirnya terpaksa memilih SMP swasta pinggiran. Minimnya perhatian pemerintah itu disebabkan oleh persepsi yang keliru bahwa sekolah swasta berarti bisnis! Padahal, senyatanya, sekolah swasta yang berbau bisnis itu hanya 0,001 persen, sedangkan 99,009 persen pengelola sekolah swasta impas atau bahkan nombok!

Optimisme Presiden SBY bahwa tahun 2012 tidak ada lagi anak tak bersekolah lantaran hambatan biaya hanya mungkin dapat terwujud manakala pemerintah secara konsisten memperhatikan keberadaan sekolah-sekolah swasta pinggiran dengan memberi bantuan yang cukup. Tanpa itu, "hil yang mustahal" (meminjam istilah Srimulat) bila angka putus sekolah dapat diatasi.

Pada masa Orde Baru, bantuan pemerintah terhadap sekolah-sekolah swasta itu jelas sekali, yaitu berupa guru pegawai negeri sipil yang diperbantukan ke sekolah-sekolah swasta atau dikenal dengan sebutan guru DPK, bantuan gedung, maupun biaya operasional. Pada saat itu, struktur organisasi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memiliki direktur sekolah swasta, yang dapat menjadi induk dari para pengelola sekolah swasta untuk menyalurkan aspirasinya. Tapi perhatian pemerintahan pasca-reformasi justru makin minim. Bahkan Kabinet Indonesia Bersatu I-II mempunyai kebijakan menarik kembali bantuan guru DPK dari sekolah-sekolah swasta. Padahal keberadaan guru-guru DPK itu amat meringankan beban pembiayaan sekolah swasta, sehingga bisa menekan biaya sekolah di sekolah swasta. Dengan demikian, penarikan kembali guru-guru DPK itu akan mematikan keberadaan sekolah-sekolah swasta pinggiran, yang berarti pula menutup akses golongan miskin dan bodoh untuk bersekolah.

Kesimpulannya, peningkatan anggaran pendidikan sebesar Rp 19,7 triliun untuk 2012 hanya akan berdampak positif terhadap peningkatan akses pendidikan (dasar) bila disertai dengan politik penganggaran yang jelas, yaitu pertama, alokasi untuk pendidikan dasar seharusnya jauh lebih besar daripada untuk pendidikan tinggi; kedua, komitmen untuk membantu keberadaan sekolah-sekolah swasta pinggiran yang menampung anak-anak yang miskin dan bodoh yang berpotensi putus sekolah. Tanpa adanya dua hal tersebut, sulit mengharapkan adanya perbaikan signifikan dari peningkatan anggaran pendidikan yang cukup besar.




*) DARMANINGTYAS, Pengurus Majelis Luhur Tamansiswa Yogyakarta

Sep 7, 2011

Komunitas Anak Anak Terang

Komunitas Anak Anak Terang
Pada mulanya adalah sebuah kepedulian. Sejak Agustus 2002 sebuah komunitas virtual lahir dari adanya kepedulian pada anak-anak yang terpinggirkan. Anak-anak yang tidak berdosa, namun hidup dalam lingkaran kemiskinan.
Beasiswa diberikan untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMU/SMK. Setiap tahun sekitar 1000-an anak dibantu dengan besarnya beasiswa mencapai ± Rp 50 juta per bulan. Dengan dana beasiswa sedemikian besar, kami mengetuk hati rekan-rekan sekalian untuk ikut berpartisipasi demi kelangsungan pelayanan kelompok Anak Anak Terang.
Anak-anak asuh yang pernah dibantu dan yang masih berlanjut hingga sekarang adalah anak-anak asuh yang berasal dari :

1.Kampung Jembatan Cipinang – Jakarta (mulai Agustus 2002 – hingga Juni 2008)
2.Panti Asuhan Rekso Dalem – Temanggung (mulai Agustus 2002 – hingga Juni 2005)
3.SMK Pius X – Magelang (mulai Agustus 2002 – hingga Juni 2004)
4.Cilincing – Jakarta (mulai September 2002 – hingga Juni 2004)
5.SMA Kolese de Britto – Yogyakarta (mulai Oktober 2002 – hingga Juni 2005)
6.Sumba Barat – NTT (mulai September 2002 – hingga Juni 2004)
7.SLTP Kanisius Sumber – Magelang (mulai November 2002 – hingga Juni 2004)
8.Amurang – Manado (mulai Desember 2002 – hingga Juni 2004)
9.Penjaringan – Pluit (mulai Januari 2003 – hingga Juni 2004)
10.Perkampungan Jagir, Simo, Kalimir, Dinoyo – Surabaya (mulai Januari 2003 – hingga Juni 2004)
11.Seminari Menengah St. Paulus – Palembang (mulai Maret 2003 – hingga Juni 2004)
12.SLTP Bukit Raya Serawai – Kalimantan Barat (mulai Mei 2003 – hingga Juni 2004)
13.Rumah Singgah Nuansa Kasih Cengkareng – Jakarta (mulai Mei 2003 – hingga Juni 2008)
14.SMA Katholik St. Theodorus Kotamobagu – Manado (mulai Mei 2003 – hingga Juni 2010)
15.SD Tarakanita II – Jakarta (mulai Juli 2003 – hingga Juni 2004)
16.Desa Cikembar – Jawa Barat (mulai Agustus 2003 – hingga Juni 2004)
17.Kedung Pring dan Mlangi (Kedung Ombo) – Jawa Tengah (mulai September 2003 – hingga Juni 2004)
18.Komunitas Petani di Desa Penggik, Kelurahanan Godang, Kendal (mulai Maret 2004 – hingga Juni 2004)
19.Kulon Progo, Yogyakarta (mulai Maret 2004 – hingga Juni 2004)
20.SLTP Tarakanita, Magelang (mulai Maret 2004 – hingga Juni 2005)
21.SMP Charitas Lebak Bulus – (mulai Juli 2004 – hingga Juni 2005)
22.Dusun Sorowajan (mulai Juli 2006 – Juni 2010)
23.Panti Asuhan Putra St. Aloysius, Madiun (mulai Maret 2004 – hingga sekarang)
24.SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta (mulai Juli 2006 – hingga sekarang)
25.Komunitas Chandra Dewi Klaten (mulai Juli 2006 – hingga sekarang)
26.SD Proklamasi Surabaya (mulai Juli 2004 – hingga sekarang)
27.SD Kanisius Sengkan (mulai Juli 2007 – hingga sekarang)
28.Komunitas Marietta Sengkan, Condong Catur, Yogyakarta (mulai Juli 2007 – sekarang)
29.Komunitas Aletheia Krandon, Sendang Tirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta (mulai Juli 2007 – sekarang)
30.SMK Sanjaya Pakem (mulai Januari 2008 – sekarang)
31.SMP St. Aloysius Turi (mulai Juli 2008 – sekarang)
32.Komunitas Lucia Misa Kalasan (mulai Januari 2009 – sekarang)
33.SD Pangudi Luhur, Muntilan (mulai Juli 2008 – sekarang)
34.SD Kanisius Kadirojo (mulai Juli 2009 – sekarang)
35.SLB B/C YAPENAS, Yogyakarta (mulai Juli 2009 – sekarang)
36.SD Karitas Nandan, Yogyakarta (mulai Juli 2007 – sekarang)
37.SLTP Padmowidjojo – Purworejo (mulai November 2002 – sekarang)
38.SMP Kanisius Muntilan (mulai Juli 2009 – sekarang)
39.SD Kanisius Pijenan (mulai Januari 2010 – sekarang)
40.SD Pangudi Luhur III & IV Yogyakarta (mulai Juli 2009 – sekarang)
41.SMK Dominikus Wonosari (mulai Juli 2009 – sekarang)
42.SD Pius Sidareja, Cilacap (mulai Januari 2010 – sekarang)
43.SD Katholik St. Maria Magelang (mulai Januari 2011 – sekarang)
44.SD Marsudirini St. Theresia Boro, Kulonprogo (mulai Januari 2011 – sekarang)
45.TK/SD Pangudi Luhur Kalirejo, Kulonprogo (mulai Januari 2011 – sekarang)
46.SMP Kanisius Samigaluh, Kulonprogo (mulai Januari 2011 – sekarang)
47.SMP Pangudi Luhur Moyudan (mulai Januari 2011 – sekarang)
48.SMP Kanisius Bambanglipuro/Ganjuran (mulai Januari 2011 – sekarang)
49.Komunitas Maria Assumpta Jogoyudan (mulai Juli 2011 – sekarang)
50.SMP Marsudi Luhur Yogyakarta (mulai Juli 2011 – sekarang)
51.SMA Marsudi Luhur Yogyakarta (mulai Juli 2011 – sekarang)
52.SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta (mulai Juli 2011 – sekarang)
53.SD Kanisius Klepu (mulai Juli 2011 – sekarang)
54.SMP Budi Mulia Minggir (mulai Juli 2011 – sekarang)
55.SD BOPKRI Minggir (mulai Juli 2011 – sekarang)
56.SD Kanisius Kenteng (mulai Juli 2011 – sekarang)
57.SD Kanisius Pulutan (mulai Juli 2011 – sekarang)
58.SD Kanisius Minggir (mulai Juli 2011 – sekarang)
59.Lingkungan Bernadetta Pringgolayan (mulai Juli 2011 – sekarang)
60.Lingkungan Ludovikus Klepu (mulai Juli 2011 – sekarang)
61.SD Kanisius Jering (mulai Juli 2011 – sekarang)
62.SMA Sanjaya XIV Nanggulan (mulai Juli 2011 – sekarang)
63.SD Kanisius Jetis Depok (mulai Juli 2011 – sekarang)
64.SD Kanisius Ngapak (mulai Juli 2011 – sekarang)
65.Paroki Muntilan (mulai Juli 2011 – sekarang)


Info lebih lanjut dapat dlihat di website http://www.anakanakterang.web.id
Atau dapat juga follow twitter @BeasiswaAAT
Facebook Groups : www.facebook.com/groups/anakanakterang.web.id
Mailing list : www.yahoogroups.com/anak_anak_terang

Aug 26, 2011

Tuhan, agamaMu apa ?


Tuhan, agamaMu apa ?

sebuah pertanyaan yang menggelitik kita.

Jan 2, 2011

Selamat Tahun Baru 2011

Selamat Tahun Baru 2011 !

Semoga sukses untuk kita semua