Nov 5, 2007

24% orang Sumsel miskin !

sumsel.wordpress.com


Kerap kali kita merasakan kebanggaan karena Sumsel termasuk propinsi dalam lima besar Propinsi Terkaya di Indonesia. Dengan kekayaan yang begitu banyak itu apapun bisa diperbuat oleh Sumsel. Termasuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya. Seharusnya rakyat Sumsel harus jauh lebih makmur dibandingkan 25 propinsi lain yang tidak masuk dalam lima besar.

Kenyataannya pun memang benar demikian. Sumsel maju dan berkembang pesat. Pembangunan terjadi dimana-mana. Kendaraan mewah dan rumah-rumah mewah bukanlah pemandangan baru disini. Dis etiap jalanan dan penjuru kota banyak kita jumpai.
Namun sayang, kesejahteraan dan gelimangan harta masih dirasakan hanya oleh segelintir orang saja. Di Sumsel, yang pertama kali akan merasakan sejahtera adalah mereka orang-orang yang berkuasa. Para pejabat pemerintah dan orang-orang politik.
Sedangkan bagi rakyat bawah yang jumlahnya mayoritas, kesejahteraan masih baru sebatas impian diatas awan.
Hal ini tidak bisa dipungkiri. Secara kasat mata, kita masih sering menyaksikan orang miskin berkeliaran di jalanan. Pengangguran masih banyak berhamburan. Akibatnya aksi kejahatan masih merupakan sesuatu hal yang biasa terjadi sehari-hari saja. Karena itu hanyalah dampak dari adanya kemiskinan dan banyaknya pengangguran.
Hingga saat ini angka pengangguran di Sumatera Selatan (Sumsel) masih cukup tinggi, ini dilihat dari data catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka pengangguran mencapai 10,44 persen dari angkatan kerja dengan jumlah 352.191 orang pada periode 2006.
Hal ini diakui Gubernur Sumsel Syahrial Oesman ketika paparan pada Musrenbang beberapa waktu lalu.
Gubernur Sumsel mengatakan tingginya angka pengangguran ini harus diakui, namun diharapkan pada 2007 angka pengangguran akan bisa dikurangi dengan banyak lapangan kerja baru yang dibuka oleh para investor yang membuka usahanya di provinsi ini.
Syahrial juga mengatakan per soalan pengangguran merupakan ancaman yang sangat serius karena dampaknya dapat mempengaruhi faktor keberhasilan pembangunan suatu daerah yang ditandai dengan peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Gubernur juga mengungkapkan jumlah penduduk miskin periode 2005 berjumlah 2.144.700 jiwa. Pada tahun 2006 jelasnya, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 1.655.860 jiwa namun itu masih relatif tinggi yakni 24 persen dari jumlah penduduk.
Ia juga menjelaskan saat ini pertumbuhan ekonomi provinsi ini dalam 2006 sebesar 5,2 persen (dengan Migas) sedangkan tanpa migas sebesar 7,31 persen dan lebih tinggi dari capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2005 sebesar 6,92 persen. Tapi untuk 2008 target pertumbuhan yang telah ditetapkan didalam Rencana Program Jangka Menengah (RJPM) sumsel 2005-2008
Tapi ini bukanlah perkerjaan gampang dan untuk mewujudkan keinginan itu harus ada kerja sama yang baik dari semua pihak.
Tapi bukan jga pekerjaan susah, kan? (Taswin)

No comments: