Aug 18, 2008

Kapitalisme vs Sosialisme

Merdeka bangsa ini sudah 63 tahun, katanya. Merdeka mungkin sudah dirasakan buat mereka yang tidak masuk kategori miskin, yang lagi-lagi katanya sudah turun tinggal 17% dari penduduk Indonesia. 40 juta rakyat ini belum merdeka. Bahkan mungkin lebih, karena kita tidak tahu data atau angka mana yang mau kita percaya. Angka terlalu sering dimanipulasi untuk kepentingan sesaat. Angka dimainkan untuk melancarkan jalan demi kekuasaan.

Kegagalan bangsa ini untuk merdeka sepenuhnya, adalah buah dari kegagalan penyelenggara negara untuk melaksanakan amanat Keadilan Sosial bagi semua rakyat. Keadilan masih terbatas pada beberapa kalangan / kelompok. Yang ada barulah "trickel up effect" bukannya "trickle down effect".

Agaknya kesadaran kesejahteraan bagi rakyat inilah yang mendorong kebangkitan gelombang sosialisme di Amerika Latin, di tengah-tengah suasana neo-kapitalisme, neo-liberalisme di seluruh dunia. Saya belum bisa mengatakan gerakan mereka pasti akan benar, tetapi paling tidak pemimpin negara-negara Amerika Latin mulai berani menyusun langkahnya sendiri. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah rakyat makin sejahtera. Angka akan berbicara dengan sendirinya.

Fenomena Amerika Latin :
Kuba, dimulai oleh Fidel Castro dan dilanjutkan oleh Raul Castro.
Daniel Ortega memimpin Nikaragua.
Rafael Correa memimpin Ekuador.
Bolivia digerakkan oleh EVO MORALES, sang petani sosialis.
Venezuela dipimpin Hugo Chaves.
Fernando Lugo barusan menang di Paraguay, mengalahkan partai yang sudah berkuasa sejak 1947.
Michelle Bachelet, pemimpin partai sosialis, menang di Cile.
Argentina punya Nestor Kirchner, dan dilanjut istrinya Christina Fernandez.
Brasil punya Ignacio 'Lula' da Silva.
Tabare Vazquez ada di Uruguay.

Masing-masing negara memang punya variasinya sendiri-sendiri. Tetapi ada satu arah yang sama, ada satu kekecewaan yang sama terhadap proyek neo-liberalisme yang ternyata lebih menghasilkan ketidakmerataan, kemiskinan, konsentrasi kekuasaan, dan kesenjangan sosial yang makin akut.

So, apa yang kamu inginkan untuk Indonesia ?
Apa kabar para mahasiswa reformis 1998 ?
Sudah 10 tahun anda berdiam, saatnya bergerak dan berperan mengambil porsi untuk perubahan. Tahun 2009, momentum yang paling pas. Now or never !

No comments: